Memilih Jurusan Kuliah


Sebelumnya kita dituntut untuk menentukan pilihan. Kita dihadapkan dengan berbagai pilihan di antaranya setelah lulus kita akan memilih bekerja ataukah melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Ketika kita memilih bekerja, pilihan yang lain sudah menunggu untuk kita tentukan, yakni bekerja di mana dan sebagai apa. Selain itu, ketika kita memilih untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yakni kuliah, pilihan-pilihan yang sudah siap untuk kita tentukan pun akan serentak menghadang kita. Kuliah di mana dan mengambil jurusan apa.

Hidup adalah pilihan. Ketika kita menentukan sebuah pilihan secara bersamaan kita akan merelakan kehilangan pilihan yang lain. Barangkali apa yang telah kita pilih adalah buruk menurut Allah dan apa yang kita relakan adalah baik menurut Allah. Hanya Allah yang mengetahuinya. Maka, sebagai manusia kita diwajibkan untuk senantiasa berhati-hati atas suatu pilihan/keputusan.

Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". (Al-'A`rāf):144.

Dalam potongan ayat tersebut tertera bahwa Allah telah menentukan sebuah pilihan beserta alasan-alasan yang mendukung pilihan tersebut. Walaupun dapat dipastikan segala yang telah dipilih oleh Allah adalah baik. Dapat diambil kesimpulan bahwa ketika kita menentukan pilihan pastikan memiliki alasan-alasan yang logis. Terutama untuk mendukung hakikat kita sebagai manusia. Menebar kebermanfaatan. Dan pastinya melibatkan Allah ketika hendak menentukan.

Seringkali kita menemukan curhatan-curhatan teman, kakak tingkat, ataupun saudara yang mengalami tragedi salah pilih. Sungguh jikalau saya yang merasakan mungkin ketidakberdayaan saya lebih hebat dari mereka. Semoga Allah memudahkan jalan saya. Aamiin. Bagaimana tidak, ketika mereka mengalami tragedi salah pilih jurusan, dengan segala keterpaksaannya untuk menuntaskan rangkaian proses menyandang gelar yang tidak diharapkannya. Mereka berjerih payah menyelesaikan tugas-tugas dari jurusan yang bahkan sama sekali tidak mereka suka. Ada yang bertahan adapula yang melawan. Mereka yang melawan nekat banting setir untuk mengakhiri segala penderitaannya dengan mencari jurusan yang sesuai dengan minatnya. Mereka yang bertahan mencoba menumbuhkan benih-benih cinta terhadap jurusan yang telah terpampang pada almetnya. Mereka tetap harus berjuang.

Hidup adalah perjuangan. Dan inilah waktu kita untuk mulai berjuang. Waktu kita untuk memilih sudah hampir habis. Untuk teman-teman yang belum menentukan pilihan, tentukanlah sekarang. Untuk teman-teman yang sudah memilih namun masih asal-asalan, maka mulai sekarang berfikirlah apa yang akan kalian lakukan untuk menebar kebermanfaatan dengan berdasar pilihan yang telah kalian tentukan. Jangan sampai kalian memilih hanya untuk keberlangsungan hidup kalian. Ingatlah bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya. Maka, berhati-hatilah dalam menentukan pilihan dan jangan sampai muncul penyesalan di akhir nanti. Memilih sebelum merelakan.

Kamu pelajar kelas 12? Memiliki mimpi untuk melanjutkan kuliah? Sudah yakin dengan pilihanmu? Atau malah belum menentukan pilihan? Hmm masih nunggu apa? Nunggu wangsit turun dari langit?? Hehehe. Ingat bahwa tidak ada kesuksesan yang diperoleh secara instan. Tentunya membutuhkan perjuangan-perjuangan yang bisa dikatakan tidaklah mudah. Kita sebagai kelas 12 sebentar lagi akan melangkah menuju dunia yang fasenya lebih berat "katanya".

Satu contoh ketika kita telah memilih untuk melanjutkan belajar di dunia perkuliahan. Saat itulah kita dihadapakan dengan pilihan melanjutkan ke kampus mana dan jurusan apa. Tidak dapat dipungkiri bahwa menentukan pilihan di posisi ini adalah sulit. Bagaimanapun ini menentukan masa depan kita. Apa yang telah kita pilih itulah yang harus kita pertanggungjawabkan. Dan tentunya ketika kita telah menentukan sebuah pilihan berarti kita siap untuk merelakan. Jadi hendaknya memilih yang benar-benar kita sukai, Allah dan orang tua merihoi, dan tentunya kita sanggup untuk menjalaninya sebelum muncul penyesalan di akhir nanti.

spacer

Yakin Masih Mau Pacaran?


Pacaran merupakan kata yang sangat tidak asing lagi bagi kita, khususnya pemuda. Tidak dapat dipungkiri soal pacaran di zaman sekarang sepertinya telah menjadi gejala umum di kalangan pemuda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam film, novel, bahkan pada syair lagu. Sehingga banyak anggapan bahwa hidup di masa muda memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan dan kisah asmara. Boleh jadi inilah alasan yang membuat mereka memutuskan untuk menyandang status pacaran.

Menurut survei dari beberapa teman yang berpacaran, sejatinya mereka tau apa hukumnya pacaran dalam Islam bahkan dampaknya sekalipun. Akan tetapi mengapa mereka tetap berpacaran?? Hmm inilah pertanyaan yang selama ini masih belum dapat terpecahkan. Jika ditinjau dari beberapa alasan mereka yang memilih untuk pacaran, mayoritas mereka berdalih dengan alasan "Mencintai karena Allah".

Mereka yang memiliki anggapan demikian berdasar atas salah satu  hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud berikut: "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, atau memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya." Mereka menggunakan hadist tersebut sebagai pedoman diperbolehkannya pacaran karena Allah.

Ambil satu contoh misal Fulan dan Fulanah merupakan pasangan yang terikat dalam status pacaran. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai tali iman yang kokoh, yang tidak akan terjerumus (terlalu) jauh dalam mengarungi "dunia berpacaran". Setiap hari mereka saling mengingatkan untuk mengerjakan sholat sunnah dan berpuasa ketika datang hari senin dan kamis. Dalam dunia sekolah pun demikian, mereka saling bantu-membantu jika ada kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah. Setiap hari hubungan mereka dilalui dengan bahagia.

Nahh dari cerita singkat di atas, kita patut untuk mengajukan suatu pertanyaan yaitu : "Sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi "perahu pacaran" itu? Dan jika kita kembalikan lagi kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang mencintai karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah mereka itu mencintai satu sama lain benar-benar karena Allah? Dan bagaimana mereka merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut? Kalau (misalnya) ada acara bonceng-boncengan, dua-duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si Fulanah, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah?" Jawabnya jelas tidak !

Apapun sebutannya ketika sepasang ikhwan dan akhwat yang sedang menjalin suatu hubungan entah adik-kakak zone, TTM (Teman tapi mesra😝), ataupun HTS (Hubungan tanpa status) semuanya tetap dinamakan pacaran. Dan ujung-ujungnya adalah zina. Padahal kalau saja mereka tahu (mungkin ada juga yang sudah tahu, tapi pura-pura tidak tahu) bahwa pacaran itu tidak memberikan benefit sama sekali bahkan membuat hidup menjadi bergelimang dosa, mungkin mereka akan berpikir ulang ketika akan memutuskan untuk berpacaran.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’ [17] : 32)

Itulah bunyi salah satu ayat dalam surat cintaNya untuk kita. Begitu sayangnya Allah Subhanahu Wata’ala terhadap kita, sehingga Allah memperingatkan kita untuk tidak mendekati zina. Begitu besarnya kerusakan dan kehancuran yang bisa dihasilkan oleh perbuatan zina, sehingga mendekatinya pun kita dilarang apalagi melakukannya.
Perbuatan zina dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, bahkan seringkali kita melakukan tapi tidak menyadarinya. 

“Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya”. (HR. Al-Bukhori [5889] dari Ibnu Abbas, dan Muslim [2657] dari Abu Hurairah)

Nah jika kita bersedia untuk mengkaji lebih detail tentang hadist tersebut, pasti kita akan tahu bahwa pacaran itu sudah sangat dekat dengan perbuatan zina. Yakin masih mau pacaran? Di sisi lain, mereka berpacaran karena mencari jodoh yang tepat. Haiii coba lihat potongan ayat Al-Qur'an di bawah ini :
“Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yaasiin [81] : 36)

Pastinya banyak sekali quotes atau ceramah yang mengatakan "Jodoh sudah ada yang ngatur, dekati aja pengaturnya". Iya kan?? Caranya rayulah Allah (Sang Maha Pengatur) dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah. Mencintai tidak perlu tau orangnya, berdoa saja kepada Allah agar didekatkan dengan jodoh yang terbaik. Mudah bukan?  So, jangan takut kalau tidak dapat jodoh.
Lantas jika kita mengaku sebagai pemuda muslim, apakah yang harus kita lakukan?

Buat temen-temen yang sudah "terlanjur" pacaran, mulai sekarang akhirilah. Pacaran tidak akan berakhir dengan kata putus, namun usaha kita untuk meninggalkan sistem pacaran itulah yang dapat mengakhirinya. Dengan cara apa? Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara "membatasi" untuk berdekatan dengan orang yang bukan muhrim. Jika terpaksa mendekatkan karena sebuah kepentingan (mengerjakan tugas,dll) maka jangan berlebihan. Selain itu, dekatlah diri kepada Allah, tingkatkan porsi ibadah untuk Allah, dan gunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat.

Buat temen-temen yang Alhamdulillah belum terjebak dalam sistem pacaran, maka pertahankan. Jangan sampai masuk ke dalam sistem yang pastinya akan membawa kalian dalam dosa besar. Tingkatkan ibadah Allah dan jangan sekali-kali berfikiran untuk mencoba. 

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan mengiringi di setia perjalanan hijrah kita. Aamiin.
spacer

Jomblo? Siapa Takut.

Saat ini, aku sedang menikmati keseharianku menjadi seorang “Jomblo”. bagiku itu bukanlah sebuah kutukan atau karma, tapi status “Jomblo” bagiku adalah suatu hidayah yang Allah turunkan untukku agar aku tidak terlena dan masuk ke dalam lembah dosa. Aku bersyukur Allah masih menyadarkanku bahwa yang selama ini aku lakukan adalah sebuah dosa besar.

Dulu aku sempat berfikir bagaimana bisa mengenal lebih baik jika kita tidak mencintai atau menjalani hubungan sebelum melanjutan ke jenjang pernikahan, teman-temanku yang pacaran saja sering putus bagaimana nanti ketika menikah tanpa pacaran, bisa-bisa cerai karena kelakuan buruknya terbuka😒. Hmm tapi sungguh itu tidak menjadi alasan jika Allah sudah berkendak.

Sebelum aku benar-benar memutuskan untuk ber-hijrah di jalan Allah, beberapa kali aku menjalani hubungan dengan dalih untuk lebih mengenal pasangan sebelum menikah, ketentuan islami dalam hati aku tetapkan untuk mencintainya karena Allah dan menjaga diri, tapi itulah kuasa Allah yang mampu memberikan petunjuk-Nya untuk Umat-Nya yang diberikan Hidayah.

Saat itu aku duduk di bangku kelas 9 di sebuah SMP yang tidak bisa dipungkiri bahwa SMP tersebut terkenal dengan sebutan “Sekolahnya anak nakal”. Iya, aku memang mengakuinya. Saat itu aku berprinsip bahwa aku boleh belajar bersama mereka, namun tidak menjadi bagian dari mereka. Aku akan membuktikan bahwa tidak semua murid di SMP itu adalah anak nakal. !!!

Pada tahun tersebut, Alhamdulillah Allah memberiku kesempatan untuk memimpin. Ya! menjadi ketua kelas. Saat itu pula aku menjalani hubungan yang tidak halal dengan teman sekelasku. Sesungguhnya alasanku untuk memutuskan berpacaran bukan hanya tentang saling mengenal. Laki-laki (Pacarku waktu itu/mantan pacar/mantan teman sekelas) terkenal sebagai ketua. Bukan ketua kelas, namun ketua geng. Dia memiliki sebuah geng di kelasku. Hmm posisi tersebut didapatkannya karena dia memiliki predikat Ter-Nakal. Ya! Semua warga sekolah pun mengetahuinya.

Keberadaan geng tersebut tentunya meresahkan warga sekolah. Tentunya teman sekelas. Dan khususnya aku sebagai ketua kelas. Setelah aku berdiskusi dengan teman, sahabat, dan 3 guru terdekatku akhirnya aku menyimpulkan untuk menjalin hubungan tidak halal tersebut dengannya. Berat bagiku untuk memulainya. Namun, demi mereka aku siap.

Berhari-hari ku jalani hubungan dengannya. Langkah yang aku tempuh adalah membuatnya dekat dengan Allah, dan memberi semangat untuk terus belajar. Sedikit demi sedikit sikapnya mulai berubah. Menuju kebaikan tentunya. Tak lupa aku melaporkan segalanya kepada 3 guruku. Dukungan mereka selalu mengalir untukku.

Sungguh. Allah Mahakonsisten terhadap keputusanNya. Aku sadar bahwa hubungan ini adalah dosa, walaupun aku telah mengatasnamankan Allah dan islam. Tujuanku untuk memperbaiki akhlak temanku. Demi temanku. Akan tetapi Allah tetap membenci keputusan semacam itu. Islam tidak mengajarkan untuk berpacaran. Dengan alasan apapun. Tidak ada pacaran yang mengatasnamakan islam.

Aku menyadari itu…

Sejak saat itu, aku menyerah. Aku tidak ingin terjerumus ke dalam lembah dosa yang semakin dalam sebelum virus merah jambu ini mampu menguasai seluruh jiwa dan ragaku. Dengan izin Allah aku berpamitan dan meninggalkan lelaki itu.

Aku bukanlah perempuan yang sangat taat kepada Allah. Aku hanyalah seorang perempuan yang sedang mengalami sebuah proses. Berproses menuju ketaatan. Namun, bukankah Allah mengajarkan kita sebagai umatNya untuk senantiasa membagikan ilmu yang telah kita miliki walupun hanya sedikit? Nah itulah yang sedang aku lakukan saat itu.

Caraku adalah salah. Keputusanku saat itu adalah salah. Seharusnya aku tidak memilih jalan tersebut (Berpacaran). Aku bisa melalui jalan yang lain. Namun, semua sudah terlambat. Di usiaku saat itu aku belum bisa berpikir seperti ini.

Sesungguhnya aku menyesal melakukan itu. Namun, aku juga merasa kehilangan ketika memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya. Virus merah jambu itu hampir menguasai jiwa dan ragaku.

Seminggu berlalu dengan menyandang status baru. Jomblo. Awalnya memang berat. Galau. Untuk menghilangkan semua kenangan itu, aku memperbanyak porsi ibadahku. Semakin mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampun atas kecerobohanku, dan mendoakan dia agar diberikan yang terbaik.

😊Oke teman-teman, itulah sepenggal kisah hidupku yang dapat ku abadikan melalui aksara. Semoga dapat mengubah mindset kalian agar ber-jomblolillah wkwkwk😊

S.P. Ketika kita kehilangan orang yang kita sayangi bukan berarti Allah jahat, tetapi Allah melindungi kita. Baik menurut kita belum tentu baik di mata Allah. Bisa jadi buruk menurut kita padahal itu yang terbaik menurut Allah.
spacer

Keep Writing Keep Inspiring



Yang muda yang berkarya. Pemuda identik dengan karya-karya yang begitu inovatif. Mengapa? Karena pada usia tersebut tingkat kreativitas dalam diri dapat mencapai puncak maksimal. Inilah salah satu keistimewaan dalam diri pemuda yang telah diberikan Allah. Nahh kita sebagai pemuda jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Lalu bagaimana caranya? Banyak sekali hal yang dapat kita lakukan. Salah satunya yaitu dengan berkarya. 

Hmm dalam porses berkarya tentunya harus menghasilkan suatu karya yang produktif. Lantas bagaimana jika kita ingin berkarya melalui sebuah aksara? Apakah hasil yang akan kita berikan guna menjadi seorang penulis yang produktif?

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia t
idak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ( Pramoedya Ananta Toer )

Jika ditelusuri lebih dalam sesungguhnya m
enulis merupakan suatu pekerjaan yang sangat menyenangkan, apalagi jika dilakukan dengan melibatkan perasaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa hasil tulisan yang dicurahkan dengan mengikutsertakan hati memang lebih indah. Ketika hati telah beradu bersama emosi, segala angan memaksa untuk diluapkan. Ketika luapan tersebut dimanfaatkan, maka akan menghasilkan sebuah tulisan yang begitu menawan.

Tak jarang
orang yang menganggap pekerjaan menulis itu berat dan membosankan. Pendapat itu tentu bukan tanpa alasan. Mereka umumnya bingung harus menulis apa dan untuk apa tulisan yang akan dibuatnya. Memang, jika orang menulis tanpa tujuan, tentu saja hasilnya akan sulit dan kurang memuaskan. Menulis harus mempunyai tujuan yang jelas dan mempunyai perencanaan yang jelas pula. Tulisan akan mudah dibuat jika kita sudah mempunyai perencanaan yang matang. Tetapi, perencanaan yang baik juga tanpa didukung dengan ilmu kepenulisan, maka tulisan akan menemui hambatan.

Masih ingatkah kita cerita ketika
para syuhada berjuang penuh dengan tetesan darah, menjunjung tinggi agama Islam, bahkan mereka rela kehilangan keluarga yang sangat mendukung jihad mereka. Selain itu, cerita Para Ulama, ilmuwan, professor yang berjuang melalui goresan pena. Ketahuilah bahwa tujuan mereka adalah sama. Hanya saja cara yang mereka lakukan adalah berbeda.

Menulis berarti merekam sejarah. Apa saja yang
telah kita tulis dapat menjadi pelajaran berharga bagi generasi yang akan datang. Melalui tulisan, ketika kita sudah tiada, maka kita bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi generasi mendatang.


Nahh menjawab pertanyaan di atas, bahwa menjadi pemuda produktif salah satunya dapat dilakukan melalui sebuah tulisan. Karena boleh jadi tulisan yang kita goreskan dengan perlahan dapat mengubah wajah Indonesia. Tulisan kita dapat menginspirasi para pembaca sesuai target yang kita harapkan. Maka, jika ingin berkarya, menulis adalah salah satunya.
spacer

Pemuda Sebagai Agen Muslim dan Perubahan

Survei membuktikan bahwa mayoritas orang sukses berasal dari orang-orang yang pernah mengalami kegagalan, kesengsaraan, dan kepedihan. Ibarat kata orang besar tidak dilahirkan dengan cara yang mudah. Tentu berasal dari perjuangan-perjuangan yang besar pula. Mereka adalah orang-orang yang bersedia untuk melampaui mimpinya. Bertekad agar tidak hanya menuliskan namun juga mampu mewujudkan impian. Dengan perjuangan demikian akan menghasilkan pencapaian dengan kepuasan yang sangat berbeda.

Menjadi orang sukses tidaklah mudah. Namun tidak juga sulit bagi orang yang telah memiliki niat. Cukup berupa keniatan dari diri sendiri dan meniatkannya hanya karena Allah. Dengan memulai langkah karena Allah, maka dapat dipastikan Allah akan membantu segala kesulitan yang akan menghadang.

Tidak perlu menunggu tua ataupun lulus sekolah. Meraih kesuksesan harus dimulai dari sekarang. Saat ini. Pada detik ini pula. Takdir orang tidak ada yang mengetahui. So mulailah berjuang sekarang juga.

Bagaimana cara memulainya? Haruskah mencari pekerjaan? Tidak. Banyak jalan untuk meraih kesuksesan. Setelah memantapkan niat dengan benar, langkah selanjutnya adalah melaksanakan tugas. Allah telah memberikan amanah kepada kita agar kita dapat bermanfaat untuk orang lain. Sebagai pemuda, seharusnya kita dapat memaksimalkan tugas pada saat ini. Tugas ini sebagai salah satu realisasi untuk mewujudkan tugas lain yang telah bernaung pada pundak kita. Ya! Tugas tersebut merupakan pemuda sebagai agen perubahan. Pemuda tersebut adalah kita. So, tidak sepantasnya jika kita terus menerus duduk bersantai tanpa berkontribusi apa-apa. Di sinilah ladang perjuangan kita.

Dalam menjalankan berbagai macam tugas tersebut kita memerlukan pedoman yang tepat sebagai penuntunnya. Kebutuhan tersebut telah dipersiapkan oleh Allah untuk kita. Al-Qur’an. Dengan tegasnya dalam Al Qur’an surat Al Maidah:35 yang berarti “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.”

Semua kesulitan yang akan kita lakukan akan terjawab oleh isi kandungan Al Qur’an. Tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Jika tidak ingin menyia-nyiakan fasilitas berharga tersebut, maka dekatilah. Dekatilah Al Qur’an. Pahamilah. Agar kita dapat memahami makna dalam setiap kandungannya.

Langkah selanjutnya adalah memantaskan diri sesuai isi kandungan Al Qur’an. Pemuda identik dengan kelabilan. Mudah berubah pada hal yang lebih menarik. Salah satunya adalah gaya hidup. Pergantian ke jaman modern sangat berpengaruh cepat bagi kehidupan para pemuda. Mereka berlomba-lomba untuk meng-update segala informasi agar tidak tertinggal dengan temannya. Dengan bekal kepahaman terhadap isi kandungan Al-Qur’an maka kita dapat menyaringnya. Islam tidak melarang penganutnya untuk mengikuti aliran jaman modern. Akan tetapi, islam memiliki batasan. Batasan-batasan tersebutlah yang menjadi penyelamatnya. Kita dapat menjadi pemuda modern akan tetapi tetap sesuai syariat. Menjadi pemuda yang visioner jauh ke depan pada era ini.

Hanya orang bodoh yang mengharapkan hasil berbeda dengan cara yang sama. Dunia ini ibarat lautan yang sedang dipancing. Dan pemancingnya adalah kita. Jika kita mengharapkan hasil pancingan yang lebih, maka kita harus melakukan usaha yang lebih pula. Tidak dengan berdiam diri seperti ketika memancing sebelumnya. Harus ada titik dimana kita memulai. Memulai hal-hal baru untuk menghasilkan karya-karya baru.

Mengerahkan segala ide untuk mendapatkan inovasi baru dalam memancing. Bisa mengubah umpan yang digunakan hingga berpindah lokasi untuk memancing. Seperti hidup kita. Dalam hidup harus ada langkah awal untuk memulainya. Semua bergantung bagaimana kita meniatkannya. Jika kita mengharapkan sesuatu yang baru setidaknya kita harus memiliki inovasi dan ciri khas yang dapat menghantarkan kita pada harapan tersebut.

Hal yang perlu ditekankan dalam mencapai kesuksesan adalah mengubah mindset kita. Dari pemikiran Impossible menjadi I’m possible. Sering muncul pertanyaan apa yang harus didahulukan, melaksanakan amanah dari Allah (Bermanfaat untuk orang lain) atau meraih kesuksesan?. Jawabannya adalah bergantung bagaimana kita memprioritaskannya. Ada orang yang mendahulukan peduli baru sukses. Ada pula yang sebaliknya.

Sesungguhnya hal tersebut bukan menjadi permasalahan. Namun, akan lebih baik jika kita memilih peduli sembari meraih kesuksesan. Dengan Rahmatan lil alamin kita dapat lebih mudah untuk mencapai kesuksesan. Sebab Allah akan menolong orang-orang yang bersedia melaksanakan perintahNya.

Bumi ini tercipta dari kepedulian. Sekolah diciptakan karena kepedulian atas kebodohan, Masjid diciptakan karena kepedulian atas umat islam. Alat transportasi diciptakan karena kepedulian atas kebutuhan manusia. Dan masih banyak lagi bukti bahwa segalanya berawal dari kepedulian.

Itulah berbagai macam kunci kesuksesan yang dapat kita praktekkan. Mulailah dari sekarang sebelum datang waktu penyesalanmu. Menjadi pemuda sebagai agen muslim dan perubahan.
spacer

Pemuda Laskar Pemimpi(n) Masa Depan Nganjuk dan Indonesia


Survei membuktikan bahwa mayoritas orang sukses berasal dari orang-orang yang pernah mengalami kegagalan, kesengsaraan, dan kepedihan. Ibarat kata orang besar tidak dilahirkan dengan cara yang mudah. Tentu berasal dari perjuangan-perjuangan yang besar pula. Mereka adalah orang-orang yang bersedia untuk melampaui mimpinya. Bertekad agar tidak hanya menuliskan namun juga mampu mewujudkan impian. Dengan perjuangan demikian akan menghasilkan pencapaian dengan kepuasan yang sangat berbeda.

Menjadi orang sukses tidaklah mudah. Namun tidak juga sulit bagi orang yang telah memiliki niat. Cukup berupa keniatan dari diri sendiri dan meniatkannya hanya karena Allah. Dengan memulai langkah karena Allah, maka dapat dipastikan Allah akan membantu segala kesulitan yang akan menghadang.

Tidak perlu menunggu tua ataupun lulus sekolah. Meraih kesuksesan harus dimulai dari sekarang. Saat ini. Pada detik ini pula. Takdir orang tidak ada yang mengetahui. So mulailah berjuang sekarang juga.

Bagaimana cara memulainya? Haruskah mencari pekerjaan? Tidak. Banyak jalan untuk meraih kesuksesan. Setelah memantapkan niat dengan benar, langkah selanjutnya adalah melaksanakan tugas. Allah telah memberikan amanah kepada kita agar kita dapat bermanfaat untuk orang lain. Sebagai pemuda, seharusnya kita dapat memaksimalkan tugas pada saat ini. Tugas ini sebagai salah satu realisasi untuk mewujudkan tugas lain yang telah bernaung pada pundak kita. Ya! Tugas tersebut merupakan pemuda sebagai agen perubahan. Pemuda tersebut adalah kita. So, tidak sepantasnya jika kita terus menerus duduk bersantai tanpa berkontribusi apa-apa. Di sinilah ladang perjuangan kita.

Dalam menjalankan berbagai macam tugas tersebut kita memerlukan pedoman yang tepat sebagai penuntunnya. Kebutuhan tersebut telah dipersiapkan oleh Allah untuk kita. Al-Qur’an. Dengan tegasnya dalam Al Qur’an surat Al Maidah:35 yang berarti “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.”

Semua kesulitan yang akan kita lakukan akan terjawab oleh isi kandungan Al Qur’an. Tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Jika tidak ingin menyia-nyiakan fasilitas berharga tersebut, maka dekatilah. Dekatilah Al Qur’an. Pahamilah. Agar kita dapat memahami makna dalam setiap kandungannya.

Langkah selanjutnya adalah memantaskan diri sesuai isi kandungan Al Qur’an. Pemuda identik dengan kelabilan. Mudah berubah pada hal yang lebih menarik. Salah satunya adalah gaya hidup. Pergantian ke jaman modern sangat berpengaruh cepat bagi kehidupan para pemuda. Mereka berlomba-lomba untuk meng-update segala informasi agar tidak tertinggal dengan temannya. Dengan bekal kepahaman terhadap isi kandungan Al-Qur’an maka kita dapat menyaringnya. Islam tidak melarang penganutnya untuk mengikuti aliran jaman modern. Akan tetapi, islam memiliki batasan. Batasan-batasan tersebutlah yang menjadi penyelamatnya. Kita dapat menjadi pemuda modern akan tetapi tetap sesuai syariat. Menjadi pemuda yang visioner jauh ke depan pada era ini.

Hanya orang bodoh yang mengharapkan hasil berbeda dengan cara yang sama. Dunia ini ibarat lautan yang sedang dipancing. Dan pemancingnya adalah kita. Jika kita mengharapkan hasil pancingan yang lebih, maka kita harus melakukan usaha yang lebih pula. Tidak dengan berdiam diri seperti ketika memancing sebelumnya. Harus ada titik dimana kita memulai. Memulai hal-hal baru untuk menghasilkan karya-karya baru.

Mengerahkan segala ide untuk mendapatkan inovasi baru dalam memancing. Bisa mengubah umpan yang digunakan hingga berpindah lokasi untuk memancing. Seperti hidup kita. Dalam hidup harus ada langkah awal untuk memulainya. Semua bergantung bagaimana kita meniatkannya. Jika kita mengharapkan sesuatu yang baru setidaknya kita harus memiliki inovasi dan ciri khas yang dapat menghantarkan kita pada harapan tersebut.

Hal yang perlu ditekankan dalam mencapai kesuksesan adalah mengubah mindset kita. Dari pemikiran Impossible menjadi I’m possible. Sering muncul pertanyaan apa yang harus didahulukan, melaksanakan amanah dari Allah (Bermanfaat untuk orang lain) atau meraih kesuksesan?. Jawabannya adalah bergantung bagaimana kita memprioritaskannya. Ada orang yang mendahulukan peduli baru sukses. Ada pula yang sebaliknya.

Sesungguhnya hal tersebut bukan menjadi permasalahan. Namun, akan lebih baik jika kita memilih peduli sembari meraih kesuksesan. Dengan Rahmatan lil alamin kita dapat lebih mudah untuk mencapai kesuksesan. Sebab Allah akan menolong orang-orang yang bersedia melaksanakan perintahNya.

Bumi ini tercipta dari kepedulian. Sekolah diciptakan karena kepedulian atas kebodohan, Masjid diciptakan karena kepedulian atas umat islam. Alat transportasi diciptakan karena kepedulian atas kebutuhan manusia. Dan masih banyak lagi bukti bahwa segalanya berawal dari kepedulian.

Itulah berbagai macam kunci kesuksesan yang dapat kita praktekkan. Mulailah dari sekarang sebelum datang waktu penyesalanmu. Menjadi pemuda sebagai agen muslim dan perubahan.
spacer