Pemuda Aktif Pikiran Prestatif


Sumber: macleans.ca
Potensi yang telah dimilikinya seorang pemuda merupakan aset yang sangat berharga. Karena hanya dengan potensi itulah kelak mampu merubah wajah dunia menjadi yang lebih baik. Akan tetapi, potensi tersebut tidak akan berarti jika tidak diasah dengan baik. Mereka perlu mencari bekal untuk mengasah potensi yang ada.

Tekad yang tulus sangat memengaruhi hasil yang akan mereka dapatkan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki niat. Menata niat dengan baik. Dengan niat yang suci, dapat merubah mindset mereka. Ketika melakukan segala aktivitas karena Tuhan (Allah). Bergerak karena Allah merupakan salah satu aspek penting yang harus mereka miliki. Pada hakikatnya manusia hanya dapat merencanakan dan Allah yang akan menentukan. Dengan dasar bergerak karena Allah, apapun yang terjadi akan muncul dalam benak mereka prasangka-prasangka baik kepada Allah. Bukan prasangka buruk yang pasti akan menghentikan niat dalam perjuangan mereka.

Pemuda dituntut untuk berpikir kritis. Mengapa? Karena dalam perjalanannya, pemuda akan menghadapi berbagai rintangan dan tantangan yang harus mereka hadapi. Ketangkasan berpikir sangat dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Dalam menentukan segala keputusan, berpikir kritis pun sangat diperlukan. Mereka harus dapat berpikir ke belakang dan ke depan. Apa yang terjadi setelah mereka memutuskan sesuatu? Bagaimana langkah yang harus dilakukan untuk melaksanakan keputusannya? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab sebelum menentukan keputusan.
Sasaran, resiko, dan konsekuensi. Ketiga hal tersebut merupakan contoh dari penerapan untuk berpikir kritis. Ketika menentukan sebuah keputusan, mereka harus dapat menentukan sasaran, resiko, dan konsekuensi. Namun, ketiga hal tersebut harus sebanding dengan ambisi, kenyataan, dan usaha. 

Ambisi, kenyataan, dan usaha merupakan tiga hal harus seimbang dipikirkan. Terutama dalam meraih mimpi. Ingin melanjutkan pendidikan di Teknik Lingkungan ITS misalnya. Mereka mempunyai ambisi yang kuat. Namun, apakah sudah memenuhi kenyataan yang harus dimiliki agar dapat masuk di Teknik Lingkungan ITS?. Mereka harus memperbanyak wawasan tentang jurusan Teknik Lingkungan dan ITS. Setelah itu, apakah mereka sudah memiliki kriteria yang dibutuhkan?. Jika sudah, apakah usaha yang harus mereka lakukan? Apakah usaha mereka sebanding dengan keinginannya?

Nahh itulah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab. Jika Teknik Lingkungan ITS memang menjadi impiannya, maka impian tersebut harus mereka perjuangkan. Usaha keras harus mereka lakukan, namun berdoa kepada Allah tetap harus dijalankan. Jika Allah berkehendak, maka segala kemungkinan akan terjadi. Jika Allah meridhoi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan di Teknik Lingkungan ITS tersebut, maka Insya Allah mereka akan mampu mewujudkan salah satu mimpinya.

Ketika gelar Mahasiswa Teknik Lingkungan ITS telah mampu mereka pegang. Sekarang sasaran, resiko, dan konsekuensi dapat mereka praktekkan. Bagaimana cara mempraktekkannya? Banyak sekali hal yang dapat digunakan untuk mempraktekkannya. Salah satunya dalam memilih aktivitas di luar jam kuliah. Misalkan mereka bermimpi untuk menjadi salah satu anggota dari ITS Mengajar. Maka apa sasaran dari aktivitas tersebut? Bagimana resiko yang akan didapatkan? Apa konsekuensi yang harus dilakukan?
  • Tuliskan
  • Buat komitmen
  • Perbanyak motivasi
  • Buat rencana cadangan
  • Do the best
  • Evaluasi
  • Berpikir positif

Layaknya terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang setiap hari, menit, hingga detik menjadi viral hingga penjuru dunia. Pemuda pun mendapat perlakuan hampir sama. Bukan masalah kemenangan di dunia politik. Namun, kesamaan dalam menjadi viral di manapun berada. Mengapa? Pemuda menjadi perbincangan publik karena semangatnya. Semangat yang berkobar membara di setiap jiwa yang ada. Pemuda menjadi harapan seluruh dunia. Uluran tangan yang kuat, pikiran yang cerdas, ide yang kreatif, serta segala potensi yang tidak dimiliki orang lain hanya pemuda yang telah memilikinya.

Sasaran merupakan tujuan untuk melakukan tindakan. Misalkan sasaran menjadi anggota ITS Mengajar adalah mereka ingin melaksanakan tugas mereka diciptakan di muka bumi ini, yaitu dengan bermanfaat untuk orang lain. Resiko merupakan kemungkinan bahaya yang akan terjadi. Risiko yang akan mereka dapatkan adalah berkurangnya waktu belajar. Konsekuensi merupakan akibat yang ditimbulkan dari resiko. Ketika mengikuti pengabdian saat kegiatan ITS Mengajar, pastilah resiko yang akan didapatkan yaitu kurangnya waktu belajar, nahh itu merupakan konsekuensi yang memang harus kita hadapi. Maka sebelum memutuskannya, kita harus berpikir kritis agar tidak merasa dirugikan. Bahkan berusaha agar sama-sama mendapat keuntungan. Bagaimana cara meminimalisir gangguan dalam mencapai sasaran? Caranya cukup mudah, yaitu :

Pemuda aktif berpola pikir prestatif. Mereka yang aktif dalam kebermanfaatan namun, tetap mengutamakan kemampuan. Prestasi merupakan hasil kerja keras yang pantas dihargai. Namun, dalam hal ini bukan hasil yang diharapkan melainkan proses dari hasil yang didapatkan. Agent of change telah berkalung di pundak pemuda. Nasib Indonesia di masa depan, bergantung pada pembawaan dari tangan pemudanya. Rubahan wajah Indonesia berpacu pada uluran pemudanya. So, jika kalian mengaku sebagai pemuda. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Berorientasilah pada tujuan yang cemerlang. Ubahlah wajah Indonesia menjadi ternama di mata dunia.
Share:
spacer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar