Mendengar
kata pemuda, selalu merujuk pada perannya yang sangat dibutuhkan untuk kemajuan
bangsa. Pemuda menjadi ujung tombak suatu bangsa untuk bergerak ke depannya.
Wajah beberapa tahun ke depan suatu bangsa ditentukan pada bagaimana pemuda
membawanya. Menurut draft RUU kepemudaan, pemuda adalah mereka yang berusia
antara 18 hingga 35 tahun. Jika dibandingkan dengan usia lain, pemuda memiliki
berbagai kelebihan diantaranya fisik yang kuat, jiwa yang semangat, dan juga
kecerdasan yang hebat. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa peran pemuda
sangat dinantikan.
Melihat
potensi besar yang dimiliki pemuda, akhir-akhir ini sering muncul
kegiatan-kegiatan yang membutuhkan banyak perannya. Hal ini dilakukan oleh
institusi pendidikan hingga jajaran pemerintahan. Mulai dari penelitian hingga
kursi pemerintahan yang khusus disediakan untuk pemuda. Menurut banyak pihak,
memang diperlukan wadah yang dapat menampung para pemuda untuk mengembangkan potensinya.
Diperlukan investasi pemuda yang visioner sebagai penggerak perubahan bangsa.
Dengan hal ini, negara khususnya Indonesia tidak perlu khawatir terhadap apa
yang akan terjadi pada masa depan. Semakin banyak wadah yang disiapkan, maka
semakin banyak pula hal-hal yang dapat dikembangkan.
Namun,
di sisi lain masih banyak pula pemuda yang telah salah arah. Semakin luasnya
akses, semakin mudah mereka memperoleh kebaharuan budaya. Pemuda adalah usia
yang sangat mudah untuk dipengaruhi, sehingga seringkali mereka dijadikan
sebagai target untuk memprovokasi. Baru-baru ini, Indonesia sedang berada pada
kondisi yang tidak sehat. Diibaratkan banyak sekali penyakit bermunculan yang
disebabkan oleh banyak pihak. Dari pemerintah hingga pemuda itu sendiri.
Berawal dari resahnya masyarakat tentang beberapa keputusan pemerintah yang
dianggap tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Pemuda yang berstatus sebagai
mahasiswa di berbagai perguruan tinggi, menjadi pelopor pergerakan untuk
menegakkan keadilan. Mereka berbondong-bondong melakukan aksi untuk menyuarakan
hak dan pendapat agar didengar oleh para penguasa pemerintahan. Ketika
keresahan mulai bermunculan, hanya satu yang harus dilakukan, lawan! Itulah keputusan yang pemuda
berikan.
Melihat
permasalahan di negara sendiri, pemuda tidak akan tinggal diam. Gerakan demi
gerakan akan selalu mereka lakukan. Namun, dalam memulai pergerakan ini rawan
terjadi kesalahan. Seperti salah dalam pengambilan keputusan hingga saat
memutuskan keberpihakan. Maka dari itu, diperlukannya dasar pengetahuan ilmu
dan iman yang harus tertanam dalam jiwa seorang pemuda. Perlu kecerdasan
spiritual agar segala yang mereka lakukan sesuai dengan aturan.
Pemuda,
terutama mahasiswa memiliki peran dan fungsi sendiri. Dalam pelaksanaannya
diperlukan kerjasama yang kuat agar mampu terwujud. Peran dan fungsi mahasiswa
antara lain; pertama agent of change
yakni agen perubahan, mahasiswa memiliki peran untuk membawa bangsanya ke dalam kebaikan. Mahasiswa-lah yang
diharapkan untuk membawa perubahan. Kedua social control yakni menjadi
kontrol sosial yang mengawal keadilan. Mahasiswa berhak menyerukan kebenaran,
bergerak jika ada ketimpangan, dan mengapresiasi jika ada prestasi, ketiga iron stock yakni mahasiswa memiliki
peran penting sebagai investasi penerus bangsa. Mahasiswa yang notabene pemuda
akan menjadi penerus perjuangan generasi sebelumnya. Dan yan keempat sebagai moral force yakni sebagai sumber kekuatan moral, baik buruknya suatu
bangsa mampu dilihat melalui parameter moral pemudanya, hal ini karena dapat
terlihat bagaimana kualitas bangsa dalam mempersiapkan generasi penerusnya.
Dari keempat peran dan fungsi tersebut, sangat diperlukan bekal kecerdasan
spiritual.
Salah
satu hal yang menopang kecerdasan spiritual yakni sifat Al Amin yang berarti
percaya, kepercayaan, dan dapat dipercaya. Pentingya sifat Al Amin karena dapat
menjadi dasar agar setiap orang memiliki kecerdasan spiritual. Menjadi manusia
yang dapat dipercaya merupakan hal yang tidak mudah. Diperlukan komitmen tinggi
dan mampu mempengaruhi. Sifat ini harus dibiasakan sejak dini agar terus
melekat dalam diri. Terutama bagi pemuda yang akan menjadi pemimpin di masa
depan. Kecerdasan spiritual dapat mengarahkan manusia pada tindakan kebaikan.
Memahami posisi sehingga tepat dalam menentukan keputusan.
Kecerdasan
spiritual juga akan mempengaruhi tingkat moral seseorang. Hal ini karena,
kecerdasan spiritual akan mengisi kekosongan jiwa sehingga senantiasa melakukan
hal kebaikan. Berpikir jauh dengan mempertimbangkan dampak baik dan buruk
terhadap hal-hal yang akan dilakukan. Mengurangi sifat egois dan memperbanyak
menebar kemanfaatan. Dan yang terutama rajin beribadah kepada Allah dan selalu
melibatkan Allah dalam segala keputusan.
Dengan
demikian, kecerdasan spiritual memiliki banyak sekali peran dalam peningkatan kualitas
diri. Dapat juga menjadi tolok ukur ketaqwaan kepada Allah.Hal ini diperlukan
peran penting orang tua dan guru untuk mendidik buah hati ataupun muridnya agar
memiliki dasar kecerdasan spiritual sejak dini. Perlu ketelatenan khusus agar
ilmu ini benar-benar melekat dalam diri. Tidak menurut kemungkinan, kecerdasan
spiritual juga dapat dipelajari di lanjut usia. Namun, alangkah baiknya jika
sejak dini dibekali dengan kecerdasan spiritual agar dapat menjadi pribadi yang
baik.
“Aku
bukan utara, aku bukan selatan, aku bukan timur, dan aku bukan barat. Aku
adalah diriku sendiri yang berhak menentukan kemana arah mata anginya diriku
sendiri”. Dari sepenggal kalimat di atas merupakan salah satu output dari kecerdasan spiritual. Mereka
mampu cerdas dalam menentukan keputusan atas diri. Tanpa mudah dipengaruhi dan
ikut pada arus yang tidak pasti. Mereka mampu mempertimbangkan baik dan buruk.
Mereka senantiasa berhati-hati dalam setiap langkah. Memiliki kecerdasan
spiritual juga mampu menjadikan manusia yang berkarakter.
Kecerdasan
spiritual akan membawa pada kebermaknaan hidup. Kemampuan ini membekali agar
mampu melangkah bersama Allah. Hal ini bermaksud, dengan kecerdasan spiritual
manusia mampu menerapkan nilai-nilai keislaman dalam setiap aktivitasnya.
Melibatkan Allah dalam segala hal, akan membatasi hati saat melakukan sebuah
kegiatan. Tentu saja mampu terhindar dari kelakuan yang tidak diinginkan dan
membahayakan. Selalu merasa bahwa Allah itu dekat, sehingga mengurungkan niat
jika hendak melakukan hal yang jahat.
Menjadi
pribadi yang bermanfaat juga mampu dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual.
Dengan kemampuan ini, maka manusia cenderung menebar kebermanfaatan. Terhindar
dari sifat egois dan apatis yang merugikan. Memperjuangkan keadilan, membantu
jika ada teman yang kesusahan. Selalu gelisah jika ada ketimpangan, dan
bersedia menegakkan kebersamaan tanpa ada rasa gentar, Berani menjadi garda
terdepan dan mempertanggungjawabkan atas segala perbuatan.
Kembali
pada peran dan fungsi mahasiswa, mereka dituntut untuk menjadi pelopor
perubahan. Maka dari itu sangat diperlukan bekal kecerdasan spiritual agar segala
perjuangan dapat tersampaikan. Kampus dianggap menjadi miniatur negara yang di
dalamnya terdiri dari pemuda-pemuda berintelektual. Komposisi penduduk kampus
terdiri dari pemuda-pemuda yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Dengan bermacam tradisi dan budaya. Hal ini rawan terjadi perpecahan di
dalamnya. Maka dari itu, diperlukan bekal kecerdasan spiritual agar terhindar
dari hal-hal yang menimbulkan perpecahan.
Keterlibatan
pemuda dalam setiap keputusan juga seidkit riskan jika tanpa dasar, Karena
notabene usia muda merupakan usia dimana
pencarian jati diri dimulai. Hal ini dikhawatirkan jika keputusannya masih
lemah dan akan menimbulkan banyak kontroversi. Namun dengan dasar kecerdasan
spiritual, diharapkan pemuda mampu menentukan keputusan dengan tepat dan sesuai
yang diharapkan. Dengan kecerdasan spiritual, pemuda dapat berhati-hati saat
akan melangkah sehingga sudah dapat dijajarkan untuk menentukan sebuah
keputusan.
Sumber
dari kecerdasan spiritual dapat diperoleh dari mana saja. Dunia pendidikan di
Indonesia sudah memberikan muatan kecerdasan spiritual sejak dini. Orang tua
juga sudah di sarankan untuk menanamkan nilai-nilai kecerdasan spiritual sejak
dini pada anak-anaknya. Hal ini dapat diterapkan pada system formal maupun non
formal. Pada system formal dapat diterapkan pada dunia pendidikan dari sekolah
dasar hingga kampus besar. Selain itu, system non formal dapat melalui
informasi dari orang tua maupun dari pendidikan islam seperti madrasah.
Dunia
pendidikan menjadi peran penting dalam penanaman kecerdasan spiritual. Hal ini
disebabkan karena ilmu yang diperoleh di bangku sekolah lebih efektif jika
dibandingkan harus mencari tau sendiri. Dalam penerapannya, kecerdasan
spiritual juga tidak dapat dilakukan dengan instan. Diperlukan keistiqomahan
agar semakin baik ke depannya.
Peran
orang tua juga menjadi peran penting dalam mengenalkan kecerdasan spiritual.
Durasi waktu di rumah lebih banyak dibandingkan durasi di sekolah. Sehingga
orangtua memiliki peran penting untuk menambahkan pengetahuan tentang nilai-nilai
kecerdasan spiritual. Tidak hanya itu, jika hasil yang diharapkan dapat
maksimal, maka orang tua sebaiknya juga memberi teladan kepada anak-anaknya.
Karena anak cenderung mengikuti apa yang mereka lihat ketimbang apa yang mereka
dengar. Maka dari itu, teladan yang baik dari orang tua menjadi penting dalam
peningkatan kecerdasan spiritual anak.
Akhir-akhir
ini pemuda menjadi target untuk menduduki jabatan tinggi dalam sebuah
pekerjaan. Hal ini sangat diperlukan dasar kecerdasan spiritual yang tinggi.
Agar dapat mengemban amanah yang baik, maka pemuda harus menerapkan sifat
Al-amin dengan baik. Rasa kepercayaan seseorang dapat muncul jika memiliki
pribadi yang dapat dipercaya. Jika sifat dapat dipercaya sudah muncul dalam
diri pemuda, maka langkah selanjutnya yakni merawat kepercayaan. Hal ini tentu
tidak mudah, namun tidak sulit pula, saat dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Merawat
kepercayaan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu usaha-usaha
agar tidak mengecewakan orang yang sudah meletakkan kepercayaannya kepada kita.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara terus mengasah kecerdasan spiritual agar
senantiasa terjaga dalam hal-hal yang merugikan. Dengan cara ini, tentu saja
kita terjaga untuk melakukan hal kebaikan.
Pemuda
yang baik adalah pemuda yang memiki jiwa yang baik pula. Karena posisi pemuda
menjadi asset yang harus dijaga, maka diperlukan investasi pemuda
sebanyak-banyaknya. Tentunya tidak sekedar investasi belaka, namun juga harus
memperhatikan kualitasnya. Diperlukan investasi pemuda dengan kualitas tinggi.
Agar ke depannya mampu menjadi asset yang dapat dibanggakan untuk kemajuan
suatu negara.
Semakin
hari perkembangan semakin melesat terjadi. Budaya, kebiasaan, hingga sifat
sering mudah tertular dari berbagai situasi. Maka dari itu, diperlukan
investasi pemuda masa kini agar menjadi aset penerus perjuangan tokoh di masa
depan. Tentunya dengan berbagai potensi yang dimiliki. Salah satunya kecerdasan
spiritual wajib tertanam dalam diri. Langkah ini menjadi langkah tersediri
sebagai strategi masa kini. Dengan kecerdasan spiritual yang dimiliki setiap pemudanya,
diharapkan akan membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar