COVID-19: Wanita dan Karantina Diri

Merupakan salah satu metode untuk penyebaran virus COVID-19.

Kegiatan ini memiliki korelasi dengan kodratku sebagai seorang wanita. Sejatinya bukan hanya momentum ini yang mengharuskan seorang wanita #StayAtHome, tetapi memang sangat dianjurkan seterusnya. Berpergian secukupnya. Berpapasan dengan lawan jenis secukupnya.

Konsep ini sangat berbanding terbalik dengan kehidupanku selama ini. Aku tipe orang yang lebih banyak menghabiskan hari di luar rumah. Aku berfikir, jika aku menetap di rumah, aku tidak akan produktif. Bahkan aku sudah mengetahui konsekuensi berat yang harus aku tanggung.

Terutama sejak menyandang status mahasiswa. Rumah hanya menjadi tempatku mempersiapkan kegiatan selanjutnya. Berangkat pagi pulang pagi menjadi rutinitas biasa. Dengan pembenaran menyelesaikan amanah yang sedang diemban.

Kemudian hari ini, aku benar-benar mulai menerapkan karantina diri. Menyelesaikan segala kegiatan dengan social distancing. Karena baru memulai kurasa ini suatu hal yang tidak mudah. Namun aku berharap, semoga keputusan ini selain menjadi ikhtiar terhadap pandemi, juga sebagai ajang ikhtiarku dan wanita" di luar sana untuk menerapkan kodrat wanita dengan menjaga diri.
spacer

COVID-19: Bertahan di Tanah Rantau

Demi kebaikan, kami rela untuk bertahan. Tak menampakkan diri beberapa waktu ke depan. Kami sadar, jika kami mengelak, keadaan akan semakin memberontak. maka, demi hal ini, kami rela bersembunyi.

Tak sedikit kawan kami mengeluh akan keadaan. Merasa bosan dan tertekan di tengah himpitan paksaan. Kami ingin bebas, kami ingin lepas.

Masih seputar wabah, semakin hari semakin parah. Warga berbondong melindungi masing-masing wilayah. Perempatan, pertigaan, hingga gang kecil mereka boikot. Lockdown mandiri.

Sementara kami?
Buka siapa-siapa. Kami hanya manusia yang menumpang keamanan di tanah rantau. Tak banyak yang bisa kami lakukan. Selain berdiam diri dan mencari solusi agar tetap dapat melanjutkan kehidupan.

Kami tak punya siapa-siapa. Selain teman sepernasiban. Kami tak punya panenan, ataupun cadangan makanan untuk bekal bertahan. Adapun tak banyak, hanya dapat berguna beberapa hari saja. Bahkan, ada bagian dari kami yang tidak memiliki fasilitas untuk memasak. Tempat kita bertahan, hanya terdiri dari kasur dan dipan.

Sesekali kami berfikir untuk tak mengindahkan peraturan. Kami ingin pulang, ingin mencari perlindungan di tanah kelahiran. Tapi faktanya, justru kami ditolak oleh masyarakat setempat. Kami dilarang pulang agar tidak menambah kekacauan. Kedatangan yang tak diharapkan.

Apa boleh buat, ini wujud kepedulian kami. Tetap bertahan di tanah perantauan demi melindungi orang-orang tersayang. Kami rela kesepian, menikmati ramadhan di tanah orang. Wahai kawan seperjuangan, bagi kalian yang telah menentukan pilihan untuk bertahan. Semoga dikuatkan. Bagi kalian yang memilih hendak pulang, coba difikir ulang. Jika tidak ingin terjadi apa-apa, sebaiknya bertahan saja.

Kami sama-sama berjuang. Di tanah rantau kami memilih bertahan.
spacer

Kecerdasan Spiritual sebagai Dasar Investasi Pemuda Masa Kini

 
Mendengar kata pemuda, selalu merujuk pada perannya yang sangat dibutuhkan untuk kemajuan bangsa. Pemuda menjadi ujung tombak suatu bangsa untuk bergerak ke depannya. Wajah beberapa tahun ke depan suatu bangsa ditentukan pada bagaimana pemuda membawanya. Menurut draft RUU kepemudaan, pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Jika dibandingkan dengan usia lain, pemuda memiliki berbagai kelebihan diantaranya fisik yang kuat, jiwa yang semangat, dan juga kecerdasan yang hebat. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa peran pemuda sangat dinantikan.

Melihat potensi besar yang dimiliki pemuda, akhir-akhir ini sering muncul kegiatan-kegiatan yang membutuhkan banyak perannya. Hal ini dilakukan oleh institusi pendidikan hingga jajaran pemerintahan. Mulai dari penelitian hingga kursi pemerintahan yang khusus disediakan untuk pemuda. Menurut banyak pihak, memang diperlukan wadah yang dapat menampung para pemuda untuk mengembangkan potensinya. Diperlukan investasi pemuda yang visioner sebagai penggerak perubahan bangsa. Dengan hal ini, negara khususnya Indonesia tidak perlu khawatir terhadap apa yang akan terjadi pada masa depan. Semakin banyak wadah yang disiapkan, maka semakin banyak pula hal-hal yang dapat dikembangkan.

Namun, di sisi lain masih banyak pula pemuda yang telah salah arah. Semakin luasnya akses, semakin mudah mereka memperoleh kebaharuan budaya. Pemuda adalah usia yang sangat mudah untuk dipengaruhi, sehingga seringkali mereka dijadikan sebagai target untuk memprovokasi. Baru-baru ini, Indonesia sedang berada pada kondisi yang tidak sehat. Diibaratkan banyak sekali penyakit bermunculan yang disebabkan oleh banyak pihak. Dari pemerintah hingga pemuda itu sendiri. Berawal dari resahnya masyarakat tentang beberapa keputusan pemerintah yang dianggap tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Pemuda yang berstatus sebagai mahasiswa di berbagai perguruan tinggi, menjadi pelopor pergerakan untuk menegakkan keadilan. Mereka berbondong-bondong melakukan aksi untuk menyuarakan hak dan pendapat agar didengar oleh para penguasa pemerintahan. Ketika keresahan mulai bermunculan, hanya satu yang harus dilakukan, lawan! Itulah keputusan yang pemuda berikan.

Melihat permasalahan di negara sendiri, pemuda tidak akan tinggal diam. Gerakan demi gerakan akan selalu mereka lakukan. Namun, dalam memulai pergerakan ini rawan terjadi kesalahan. Seperti salah dalam pengambilan keputusan hingga saat memutuskan keberpihakan. Maka dari itu, diperlukannya dasar pengetahuan ilmu dan iman yang harus tertanam dalam jiwa seorang pemuda. Perlu kecerdasan spiritual agar segala yang mereka lakukan sesuai dengan aturan.

Pemuda, terutama mahasiswa memiliki peran dan fungsi sendiri. Dalam pelaksanaannya diperlukan kerjasama yang kuat agar mampu terwujud. Peran dan fungsi mahasiswa antara lain; pertama agent of change yakni agen perubahan, mahasiswa memiliki peran untuk membawa bangsanya ke dalam kebaikan. Mahasiswa-lah yang diharapkan untuk membawa perubahan. Kedua social control yakni menjadi kontrol sosial yang mengawal keadilan. Mahasiswa berhak menyerukan kebenaran, bergerak jika ada ketimpangan, dan mengapresiasi jika ada prestasi, ketiga iron stock yakni mahasiswa memiliki peran penting sebagai investasi penerus bangsa. Mahasiswa yang notabene pemuda akan menjadi penerus perjuangan generasi sebelumnya.  Dan yan keempat sebagai moral force yakni sebagai sumber kekuatan moral, baik buruknya suatu bangsa mampu dilihat melalui parameter moral pemudanya, hal ini karena dapat terlihat bagaimana kualitas bangsa dalam mempersiapkan generasi penerusnya. Dari keempat peran dan fungsi tersebut, sangat diperlukan bekal kecerdasan spiritual.

Salah satu hal yang menopang kecerdasan spiritual yakni sifat Al Amin yang berarti percaya, kepercayaan, dan dapat dipercaya. Pentingya sifat Al Amin karena dapat menjadi dasar agar setiap orang memiliki kecerdasan spiritual. Menjadi manusia yang dapat dipercaya merupakan hal yang tidak mudah. Diperlukan komitmen tinggi dan mampu mempengaruhi. Sifat ini harus dibiasakan sejak dini agar terus melekat dalam diri. Terutama bagi pemuda yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Kecerdasan spiritual dapat mengarahkan manusia pada tindakan kebaikan. Memahami posisi sehingga tepat dalam menentukan keputusan.

Kecerdasan spiritual juga akan mempengaruhi tingkat moral seseorang. Hal ini karena, kecerdasan spiritual akan mengisi kekosongan jiwa sehingga senantiasa melakukan hal kebaikan. Berpikir jauh dengan mempertimbangkan dampak baik dan buruk terhadap hal-hal yang akan dilakukan. Mengurangi sifat egois dan memperbanyak menebar kemanfaatan. Dan yang terutama rajin beribadah kepada Allah dan selalu melibatkan Allah dalam segala keputusan.

Dengan demikian, kecerdasan spiritual memiliki banyak sekali peran dalam peningkatan kualitas diri. Dapat juga menjadi tolok ukur ketaqwaan kepada Allah.Hal ini diperlukan peran penting orang tua dan guru untuk mendidik buah hati ataupun muridnya agar memiliki dasar kecerdasan spiritual sejak dini. Perlu ketelatenan khusus agar ilmu ini benar-benar melekat dalam diri. Tidak menurut kemungkinan, kecerdasan spiritual juga dapat dipelajari di lanjut usia. Namun, alangkah baiknya jika sejak dini dibekali dengan kecerdasan spiritual agar dapat menjadi pribadi yang baik.

“Aku bukan utara, aku bukan selatan, aku bukan timur, dan aku bukan barat. Aku adalah diriku sendiri yang berhak menentukan kemana arah mata anginya diriku sendiri”. Dari sepenggal kalimat di atas merupakan salah satu output dari kecerdasan spiritual. Mereka mampu cerdas dalam menentukan keputusan atas diri. Tanpa mudah dipengaruhi dan ikut pada arus yang tidak pasti. Mereka mampu mempertimbangkan baik dan buruk. Mereka senantiasa berhati-hati dalam setiap langkah. Memiliki kecerdasan spiritual juga mampu menjadikan manusia yang berkarakter.

Kecerdasan spiritual akan membawa pada kebermaknaan hidup. Kemampuan ini membekali agar mampu melangkah bersama Allah. Hal ini bermaksud, dengan kecerdasan spiritual manusia mampu menerapkan nilai-nilai keislaman dalam setiap aktivitasnya. Melibatkan Allah dalam segala hal, akan membatasi hati saat melakukan sebuah kegiatan. Tentu saja mampu terhindar dari kelakuan yang tidak diinginkan dan membahayakan. Selalu merasa bahwa Allah itu dekat, sehingga mengurungkan niat jika hendak melakukan hal yang jahat.

Menjadi pribadi yang bermanfaat juga mampu dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual. Dengan kemampuan ini, maka manusia cenderung menebar kebermanfaatan. Terhindar dari sifat egois dan apatis yang merugikan. Memperjuangkan keadilan, membantu jika ada teman yang kesusahan. Selalu gelisah jika ada ketimpangan, dan bersedia menegakkan kebersamaan tanpa ada rasa gentar, Berani menjadi garda terdepan dan mempertanggungjawabkan atas segala perbuatan.

Kembali pada peran dan fungsi mahasiswa, mereka dituntut untuk menjadi pelopor perubahan. Maka dari itu sangat diperlukan bekal kecerdasan spiritual agar segala perjuangan dapat tersampaikan. Kampus dianggap menjadi miniatur negara yang di dalamnya terdiri dari pemuda-pemuda berintelektual. Komposisi penduduk kampus terdiri dari pemuda-pemuda yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan bermacam tradisi dan budaya. Hal ini rawan terjadi perpecahan di dalamnya. Maka dari itu, diperlukan bekal kecerdasan spiritual agar terhindar dari hal-hal yang menimbulkan perpecahan.

Keterlibatan pemuda dalam setiap keputusan juga seidkit riskan jika tanpa dasar, Karena notabene usia  muda merupakan usia dimana pencarian jati diri dimulai. Hal ini dikhawatirkan jika keputusannya masih lemah dan akan menimbulkan banyak kontroversi. Namun dengan dasar kecerdasan spiritual, diharapkan pemuda mampu menentukan keputusan dengan tepat dan sesuai yang diharapkan. Dengan kecerdasan spiritual, pemuda dapat berhati-hati saat akan melangkah sehingga sudah dapat dijajarkan untuk menentukan sebuah keputusan.

Sumber dari kecerdasan spiritual dapat diperoleh dari mana saja. Dunia pendidikan di Indonesia sudah memberikan muatan kecerdasan spiritual sejak dini. Orang tua juga sudah di sarankan untuk menanamkan nilai-nilai kecerdasan spiritual sejak dini pada anak-anaknya. Hal ini dapat diterapkan pada system formal maupun non formal. Pada system formal dapat diterapkan pada dunia pendidikan dari sekolah dasar hingga kampus besar. Selain itu, system non formal dapat melalui informasi dari orang tua maupun dari pendidikan islam seperti madrasah.

Dunia pendidikan menjadi peran penting dalam penanaman kecerdasan spiritual. Hal ini disebabkan karena ilmu yang diperoleh di bangku sekolah lebih efektif jika dibandingkan harus mencari tau sendiri. Dalam penerapannya, kecerdasan spiritual juga tidak dapat dilakukan dengan instan. Diperlukan keistiqomahan agar semakin baik ke depannya.

Peran orang tua juga menjadi peran penting dalam mengenalkan kecerdasan spiritual. Durasi waktu di rumah lebih banyak dibandingkan durasi di sekolah. Sehingga orangtua memiliki peran penting untuk menambahkan pengetahuan tentang nilai-nilai kecerdasan spiritual. Tidak hanya itu, jika hasil yang diharapkan dapat maksimal, maka orang tua sebaiknya juga memberi teladan kepada anak-anaknya. Karena anak cenderung mengikuti apa yang mereka lihat ketimbang apa yang mereka dengar. Maka dari itu, teladan yang baik dari orang tua menjadi penting dalam peningkatan kecerdasan spiritual anak.

Akhir-akhir ini pemuda menjadi target untuk menduduki jabatan tinggi dalam sebuah pekerjaan. Hal ini sangat diperlukan dasar kecerdasan spiritual yang tinggi. Agar dapat mengemban amanah yang baik, maka pemuda harus menerapkan sifat Al-amin dengan baik. Rasa kepercayaan seseorang dapat muncul jika memiliki pribadi yang dapat dipercaya. Jika sifat dapat dipercaya sudah muncul dalam diri pemuda, maka langkah selanjutnya yakni merawat kepercayaan. Hal ini tentu tidak mudah, namun tidak sulit pula, saat dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Merawat kepercayaan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu usaha-usaha agar tidak mengecewakan orang yang sudah meletakkan kepercayaannya kepada kita. Hal ini dapat dilakukan dengan cara terus mengasah kecerdasan spiritual agar senantiasa terjaga dalam hal-hal yang merugikan. Dengan cara ini, tentu saja kita terjaga untuk melakukan hal kebaikan.

Pemuda yang baik adalah pemuda yang memiki jiwa yang baik pula. Karena posisi pemuda menjadi asset yang harus dijaga, maka diperlukan investasi pemuda sebanyak-banyaknya. Tentunya tidak sekedar investasi belaka, namun juga harus memperhatikan kualitasnya. Diperlukan investasi pemuda dengan kualitas tinggi. Agar ke depannya mampu menjadi asset yang dapat dibanggakan untuk kemajuan suatu negara.

Semakin hari perkembangan semakin melesat terjadi. Budaya, kebiasaan, hingga sifat sering mudah tertular dari berbagai situasi. Maka dari itu, diperlukan investasi pemuda masa kini agar menjadi aset penerus perjuangan tokoh di masa depan. Tentunya dengan berbagai potensi yang dimiliki. Salah satunya kecerdasan spiritual wajib tertanam dalam diri. Langkah ini menjadi langkah tersediri sebagai strategi masa kini. Dengan kecerdasan spiritual yang dimiliki setiap pemudanya, diharapkan akan membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia.
spacer

Embung Nglanggeran sebagai Penerapan Rain Water Harvesting untuk Memenuhi Kebutuhan Perairan Kelompok Ternak “Purbaya” di Desa Wisata Gunung Api Purba, Nglangeran, Gunung Kidul, Yogyakarta


Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Dengan berbagai kekayaan alam yang indah, dan suguhan budaya menarik yang membuat penasaran para wisatawan domestic maupun non domestic berbondong-bondong menuju Yogyakarta.


Salah satu tujuan wisata Yogyakarta berada di ujung Selatan, yakni daerah Gunung Kidul. Hingga saat ini, Gunung Kidul menjadi destinasi wisata andalan di Kota Yogyakarta karena memiliki Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba yang menyimpan berbagai keindahan alam dan paket wisata menarik.

Pada Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba terdapat berbagai macam kelompok seperti kelompok yang diberi nama Purba Rasa, Purba Makaryo, Purba Wisma, kesenian, pengrajin, pedagang, TKI Purna, Purbaya, dan Kakao. Kelompok tersebut berjalan sesuai bidnag dan keahlian masing-masing.

Gunung Kidul digagas oleh seorang pemuda Sarjana Teknik bernama Mas Sugeng Handoko. Karena kegigihannya, Mas Sugeng Handoko berhasil membawa Gunung Kidul menjadi wilayah yang produktif. Sangat menginspirasi. Semua berawal dari keresahan Mas Sugeng Handoko karena keterbelakangan daerah asalnya. Menurut cerita, dahulu ketika mendengar Gunung Kidul selalu auto terfikir tentang Daerah miskin harta miskin air. Hal tersebutlah yang membuat mas Sugeng Handoko untuk merubah mindset orang-orang tentang Wilayah Gunung Kidul.

Berawal dari pemanfaatan alam dan lingkungan, Mas Sugeng Handoko berhasil melangitkan nama Gunung Kidul hingga diakui dunia. Bahkan, dengan mengangkat Kawasan ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, pada tahun 2018 dinobatkan sebagai salah satu Global Top 100 Sustainable Destinations 2018, serta terpilih menjadi Community Based Tourism (CBT) terbaik ASEAN.

Selain Gunung Api Nglanggeran, di sudut timur terdapat sebuah embung yang diberi nama Embung Nglanggeran karena terletak di Daerah Nglanggeran. Embung ini memiliki keunikan tersendiri karena Gunung Kidul terkenal dengan wilayah yang minim air. Hal ini disebabkan wilayah Gunung Kidul terdiri dari batuan breksi yang konsepnya tidak mampu meresap air. Sehingga ketika musim kemarau, sudah menjadi kebiasaan rutin, Wilayah Gunung Kidul selalu mengalami kekeringan.

Embung Nglanggeran ini sebagai Rain Water Harvesting atau biasa disebut pemanenan air hujan. Tujuan dibangunnya Embung Nglanggeran ini selain sebagai cadangan air, juga satu-satunya sumber untuk mengairi tanaman Durian dan Kakao. Sehingga ketika musim kemarau, para kelompok tani tetap dapat memenuhi kebutuhan sawah mereka, walaupun sesekali air dalam embung benar-benar habis ketika terjadi kemarau Panjang.

Namun, hal yang perlu diperhatikan yaitu kebutuhan air bukan hanya untuk sehari-hari dan pertanian saja, sector peternakan sering merasa kesulitan mendapatkan air pada musim kemarau. Terutama pada pemenuhan perairan tanaman pakan ternak dan minum ternak. Menurut penjelasan dari salah satu anggota kelompok ternak, ketika musim kemarau mereka rela menjual satu ternak berupa kambing atau sapi untuk membeli rumput di seberang wilayah.

Pada kondisi semacam ini, Rain Water Harvesting menjadi satu-satunya alternatif solusi pada permasalahan kekurangan air. Dengan memaksimalkan fungsi Embung Nglanggeran atau bahkan menyediakan penampungan air hujan melalui bak, permasalahan kekurangan air dapat terpenuhi sehingga para peternak tidak perlu lagi merugi ketika musim kemarau tiba.

Tentunya hal ini perlu kesepakatan antara pihak peternak, petani, dan juga pemerintah. Pengambilan keputusan yang bijak sangat dibutuhkan agar tidak ada pihak yang dirugikan. Dengan hal ini, Kawasan ekowisata Gunung Api Purba Ngalnggeran akan selalu ramai pengunjung dan semakin dikenal di kancah dunia.
spacer

Silent Reader

Tentang Menghargai

Tulisan ini dibuat karena sedang merasa tersindir akibat perlakuan diri sendiri. Jadi ceritanya, saya termasuk orang silent reader tapi selalu update info. Maksudnya gini, walaupun saya jarang muncul di group ataupun forum online, tetapi saya selalu memahami info-info baru. Iya karena saya silent reader. Saya baca tapi jarang memberi respon.
Pada perkumpulan tertentu, saya lebih memilih jalur personal chat daripada di group. Salah satu alasannya sih kurang nyaman dengan komposisi grup. Sebenernya sudah dipaksa, sudah berusaha memaksa, tapi sampai sekarang masih belum terbiasa.
Ini tidak baik ya!
Nah, tentang menghargai. Sejujurnya tidak ada seorang pun yang bersedia diperlakukan demikian. Termasuk saya.
Akhir-akhir ini mulai mencoba lagi. Sekedar merespon stiker, menjawab salam, hingga nulis di comment ketika dosen upload materi di Google Classroom. Ini suatu hal yang berat menurut saya.

Thats point! Hari ini ada pesan masuk di akun instagram yang sedang saya kelola. Bukan aku pribadi. Jadi, ada program yang saya buat yaitu post story tentang quotes dari tulisan saya, ya kadang-kadang ngutip dengan parafrase.

Pesannya panjang. Intinya ucapan terimakasih atas story quotes yang selama ini diposting pada akun yang saya pegang ini. Dia juga menyampaikan, sangat termotivasi tentang setiap bait kata"nya.

Membaca pesan ini. Benar benar benar benar saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa.

Ternyata semudah ini ya membahagiakan seseorang. Hanya dengan ucapan terimakasih mampu meningkatkan kebanggaan yang luar biasa. Saya jadi berfikir, betapa menyakiti hati perilaku yang telah saya lakukan selama ini?
Tentang menghargai, ayo sama-sama kita perlajari.
spacer

Strategi Hemat Uang Ala Mahasiswa

Buat kalian mahasiswa yang sedang dilanda kegalauan karena merasa pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang, maka sangat cocok untuk mencoba strategi-strategi hemat uang ala mahasiswa ini:

1Mengikuti program beasiswa.
Sumber: pontianak.tribunnews.com
Dengan mendapatkan beasiswa, pemasukan akan bertambah sehingga tidak perlu khawatir kekurangan uang di tanggal tua. Namun, dengan beasiswa kalian harus lebih berhemat dan menggunakan uang beasiswa sesuai dengan semestinya. 

2.  Aktif dalam organisasi.
Sumber: erudisi.com
Ketika kalian aktif berorganisasi secara tidak langsung akan mendapat lebih banyak relasi dari berbagai macam kalangan. Hal tersebut dapat digunakan sebagai narasumber ketika kita sedang mencari pekerjaan sampingan. Dengan bekerja sama dalam berbisnis maupun menawarkan hasil bisnis.

3. Menghindari membeli buku baru.
Banyak sekali perpustakan yang menyediakan buku-buku berkualitas. Jika sesuai, tidak    perlu membeli baru. Kalian bisa memanfaatkan fasilitas kampus dengan meminjam buku di perpustakaan ataupun meminjam buku-buku dari kakak tingkat yang sudah tidak terpakai.

4. Pandai dalam memilih teman. 
Ketika kalian aktif berorganisasi secara tidak langsung akan mendapat lebih banyak relasi dari berbagai macam kalangan. Hal tersebut dapat digunakan sebagai narasumber ketika kita sedang mencari pekerjaan sampingan. Dengan bekerja sama dalam berbisnis maupun menawarkan hasil bisnis.

5. Bawa KTM.
Dimanapun berada, jangan lupa untuk membawa kartu mahasiswa atau KTM. KTM sangat berguna ketika kalian sedang berpergian karena dengan menunjukkan KTM ini, kita bisa mendapat sedikit diskon atau lain sebagainya.

Menjadi mahasiswa merupakan ladang mencari pengalaman. Salah satunya dalam mengatur keuangan. Dengan pengalaman memanagement uang ala mahasiswa, kelak ketika sudah melanjutkan ke jenjang berikutnya atau menikah, kita tidak merasa asing dengan langkah-langkah memanagement uang. Sehingga pengeloaan uang dapat berjalan dengan tepat.
spacer

Memilih Jurusan Kuliah


Sebelumnya kita dituntut untuk menentukan pilihan. Kita dihadapkan dengan berbagai pilihan di antaranya setelah lulus kita akan memilih bekerja ataukah melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Ketika kita memilih bekerja, pilihan yang lain sudah menunggu untuk kita tentukan, yakni bekerja di mana dan sebagai apa. Selain itu, ketika kita memilih untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yakni kuliah, pilihan-pilihan yang sudah siap untuk kita tentukan pun akan serentak menghadang kita. Kuliah di mana dan mengambil jurusan apa.

Hidup adalah pilihan. Ketika kita menentukan sebuah pilihan secara bersamaan kita akan merelakan kehilangan pilihan yang lain. Barangkali apa yang telah kita pilih adalah buruk menurut Allah dan apa yang kita relakan adalah baik menurut Allah. Hanya Allah yang mengetahuinya. Maka, sebagai manusia kita diwajibkan untuk senantiasa berhati-hati atas suatu pilihan/keputusan.

Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". (Al-'A`rāf):144.

Dalam potongan ayat tersebut tertera bahwa Allah telah menentukan sebuah pilihan beserta alasan-alasan yang mendukung pilihan tersebut. Walaupun dapat dipastikan segala yang telah dipilih oleh Allah adalah baik. Dapat diambil kesimpulan bahwa ketika kita menentukan pilihan pastikan memiliki alasan-alasan yang logis. Terutama untuk mendukung hakikat kita sebagai manusia. Menebar kebermanfaatan. Dan pastinya melibatkan Allah ketika hendak menentukan.

Seringkali kita menemukan curhatan-curhatan teman, kakak tingkat, ataupun saudara yang mengalami tragedi salah pilih. Sungguh jikalau saya yang merasakan mungkin ketidakberdayaan saya lebih hebat dari mereka. Semoga Allah memudahkan jalan saya. Aamiin. Bagaimana tidak, ketika mereka mengalami tragedi salah pilih jurusan, dengan segala keterpaksaannya untuk menuntaskan rangkaian proses menyandang gelar yang tidak diharapkannya. Mereka berjerih payah menyelesaikan tugas-tugas dari jurusan yang bahkan sama sekali tidak mereka suka. Ada yang bertahan adapula yang melawan. Mereka yang melawan nekat banting setir untuk mengakhiri segala penderitaannya dengan mencari jurusan yang sesuai dengan minatnya. Mereka yang bertahan mencoba menumbuhkan benih-benih cinta terhadap jurusan yang telah terpampang pada almetnya. Mereka tetap harus berjuang.

Hidup adalah perjuangan. Dan inilah waktu kita untuk mulai berjuang. Waktu kita untuk memilih sudah hampir habis. Untuk teman-teman yang belum menentukan pilihan, tentukanlah sekarang. Untuk teman-teman yang sudah memilih namun masih asal-asalan, maka mulai sekarang berfikirlah apa yang akan kalian lakukan untuk menebar kebermanfaatan dengan berdasar pilihan yang telah kalian tentukan. Jangan sampai kalian memilih hanya untuk keberlangsungan hidup kalian. Ingatlah bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya. Maka, berhati-hatilah dalam menentukan pilihan dan jangan sampai muncul penyesalan di akhir nanti. Memilih sebelum merelakan.

Kamu pelajar kelas 12? Memiliki mimpi untuk melanjutkan kuliah? Sudah yakin dengan pilihanmu? Atau malah belum menentukan pilihan? Hmm masih nunggu apa? Nunggu wangsit turun dari langit?? Hehehe. Ingat bahwa tidak ada kesuksesan yang diperoleh secara instan. Tentunya membutuhkan perjuangan-perjuangan yang bisa dikatakan tidaklah mudah. Kita sebagai kelas 12 sebentar lagi akan melangkah menuju dunia yang fasenya lebih berat "katanya".

Satu contoh ketika kita telah memilih untuk melanjutkan belajar di dunia perkuliahan. Saat itulah kita dihadapakan dengan pilihan melanjutkan ke kampus mana dan jurusan apa. Tidak dapat dipungkiri bahwa menentukan pilihan di posisi ini adalah sulit. Bagaimanapun ini menentukan masa depan kita. Apa yang telah kita pilih itulah yang harus kita pertanggungjawabkan. Dan tentunya ketika kita telah menentukan sebuah pilihan berarti kita siap untuk merelakan. Jadi hendaknya memilih yang benar-benar kita sukai, Allah dan orang tua merihoi, dan tentunya kita sanggup untuk menjalaninya sebelum muncul penyesalan di akhir nanti.

spacer

Yakin Masih Mau Pacaran?


Pacaran merupakan kata yang sangat tidak asing lagi bagi kita, khususnya pemuda. Tidak dapat dipungkiri soal pacaran di zaman sekarang sepertinya telah menjadi gejala umum di kalangan pemuda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam film, novel, bahkan pada syair lagu. Sehingga banyak anggapan bahwa hidup di masa muda memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan dan kisah asmara. Boleh jadi inilah alasan yang membuat mereka memutuskan untuk menyandang status pacaran.

Menurut survei dari beberapa teman yang berpacaran, sejatinya mereka tau apa hukumnya pacaran dalam Islam bahkan dampaknya sekalipun. Akan tetapi mengapa mereka tetap berpacaran?? Hmm inilah pertanyaan yang selama ini masih belum dapat terpecahkan. Jika ditinjau dari beberapa alasan mereka yang memilih untuk pacaran, mayoritas mereka berdalih dengan alasan "Mencintai karena Allah".

Mereka yang memiliki anggapan demikian berdasar atas salah satu  hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud berikut: "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, atau memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya." Mereka menggunakan hadist tersebut sebagai pedoman diperbolehkannya pacaran karena Allah.

Ambil satu contoh misal Fulan dan Fulanah merupakan pasangan yang terikat dalam status pacaran. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai tali iman yang kokoh, yang tidak akan terjerumus (terlalu) jauh dalam mengarungi "dunia berpacaran". Setiap hari mereka saling mengingatkan untuk mengerjakan sholat sunnah dan berpuasa ketika datang hari senin dan kamis. Dalam dunia sekolah pun demikian, mereka saling bantu-membantu jika ada kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah. Setiap hari hubungan mereka dilalui dengan bahagia.

Nahh dari cerita singkat di atas, kita patut untuk mengajukan suatu pertanyaan yaitu : "Sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi "perahu pacaran" itu? Dan jika kita kembalikan lagi kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang mencintai karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah mereka itu mencintai satu sama lain benar-benar karena Allah? Dan bagaimana mereka merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut? Kalau (misalnya) ada acara bonceng-boncengan, dua-duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si Fulanah, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah?" Jawabnya jelas tidak !

Apapun sebutannya ketika sepasang ikhwan dan akhwat yang sedang menjalin suatu hubungan entah adik-kakak zone, TTM (Teman tapi mesra😝), ataupun HTS (Hubungan tanpa status) semuanya tetap dinamakan pacaran. Dan ujung-ujungnya adalah zina. Padahal kalau saja mereka tahu (mungkin ada juga yang sudah tahu, tapi pura-pura tidak tahu) bahwa pacaran itu tidak memberikan benefit sama sekali bahkan membuat hidup menjadi bergelimang dosa, mungkin mereka akan berpikir ulang ketika akan memutuskan untuk berpacaran.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’ [17] : 32)

Itulah bunyi salah satu ayat dalam surat cintaNya untuk kita. Begitu sayangnya Allah Subhanahu Wata’ala terhadap kita, sehingga Allah memperingatkan kita untuk tidak mendekati zina. Begitu besarnya kerusakan dan kehancuran yang bisa dihasilkan oleh perbuatan zina, sehingga mendekatinya pun kita dilarang apalagi melakukannya.
Perbuatan zina dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, bahkan seringkali kita melakukan tapi tidak menyadarinya. 

“Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya”. (HR. Al-Bukhori [5889] dari Ibnu Abbas, dan Muslim [2657] dari Abu Hurairah)

Nah jika kita bersedia untuk mengkaji lebih detail tentang hadist tersebut, pasti kita akan tahu bahwa pacaran itu sudah sangat dekat dengan perbuatan zina. Yakin masih mau pacaran? Di sisi lain, mereka berpacaran karena mencari jodoh yang tepat. Haiii coba lihat potongan ayat Al-Qur'an di bawah ini :
“Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yaasiin [81] : 36)

Pastinya banyak sekali quotes atau ceramah yang mengatakan "Jodoh sudah ada yang ngatur, dekati aja pengaturnya". Iya kan?? Caranya rayulah Allah (Sang Maha Pengatur) dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah. Mencintai tidak perlu tau orangnya, berdoa saja kepada Allah agar didekatkan dengan jodoh yang terbaik. Mudah bukan?  So, jangan takut kalau tidak dapat jodoh.
Lantas jika kita mengaku sebagai pemuda muslim, apakah yang harus kita lakukan?

Buat temen-temen yang sudah "terlanjur" pacaran, mulai sekarang akhirilah. Pacaran tidak akan berakhir dengan kata putus, namun usaha kita untuk meninggalkan sistem pacaran itulah yang dapat mengakhirinya. Dengan cara apa? Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara "membatasi" untuk berdekatan dengan orang yang bukan muhrim. Jika terpaksa mendekatkan karena sebuah kepentingan (mengerjakan tugas,dll) maka jangan berlebihan. Selain itu, dekatlah diri kepada Allah, tingkatkan porsi ibadah untuk Allah, dan gunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat.

Buat temen-temen yang Alhamdulillah belum terjebak dalam sistem pacaran, maka pertahankan. Jangan sampai masuk ke dalam sistem yang pastinya akan membawa kalian dalam dosa besar. Tingkatkan ibadah Allah dan jangan sekali-kali berfikiran untuk mencoba. 

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan mengiringi di setia perjalanan hijrah kita. Aamiin.
spacer

Jomblo? Siapa Takut.

Saat ini, aku sedang menikmati keseharianku menjadi seorang “Jomblo”. bagiku itu bukanlah sebuah kutukan atau karma, tapi status “Jomblo” bagiku adalah suatu hidayah yang Allah turunkan untukku agar aku tidak terlena dan masuk ke dalam lembah dosa. Aku bersyukur Allah masih menyadarkanku bahwa yang selama ini aku lakukan adalah sebuah dosa besar.

Dulu aku sempat berfikir bagaimana bisa mengenal lebih baik jika kita tidak mencintai atau menjalani hubungan sebelum melanjutan ke jenjang pernikahan, teman-temanku yang pacaran saja sering putus bagaimana nanti ketika menikah tanpa pacaran, bisa-bisa cerai karena kelakuan buruknya terbuka😒. Hmm tapi sungguh itu tidak menjadi alasan jika Allah sudah berkendak.

Sebelum aku benar-benar memutuskan untuk ber-hijrah di jalan Allah, beberapa kali aku menjalani hubungan dengan dalih untuk lebih mengenal pasangan sebelum menikah, ketentuan islami dalam hati aku tetapkan untuk mencintainya karena Allah dan menjaga diri, tapi itulah kuasa Allah yang mampu memberikan petunjuk-Nya untuk Umat-Nya yang diberikan Hidayah.

Saat itu aku duduk di bangku kelas 9 di sebuah SMP yang tidak bisa dipungkiri bahwa SMP tersebut terkenal dengan sebutan “Sekolahnya anak nakal”. Iya, aku memang mengakuinya. Saat itu aku berprinsip bahwa aku boleh belajar bersama mereka, namun tidak menjadi bagian dari mereka. Aku akan membuktikan bahwa tidak semua murid di SMP itu adalah anak nakal. !!!

Pada tahun tersebut, Alhamdulillah Allah memberiku kesempatan untuk memimpin. Ya! menjadi ketua kelas. Saat itu pula aku menjalani hubungan yang tidak halal dengan teman sekelasku. Sesungguhnya alasanku untuk memutuskan berpacaran bukan hanya tentang saling mengenal. Laki-laki (Pacarku waktu itu/mantan pacar/mantan teman sekelas) terkenal sebagai ketua. Bukan ketua kelas, namun ketua geng. Dia memiliki sebuah geng di kelasku. Hmm posisi tersebut didapatkannya karena dia memiliki predikat Ter-Nakal. Ya! Semua warga sekolah pun mengetahuinya.

Keberadaan geng tersebut tentunya meresahkan warga sekolah. Tentunya teman sekelas. Dan khususnya aku sebagai ketua kelas. Setelah aku berdiskusi dengan teman, sahabat, dan 3 guru terdekatku akhirnya aku menyimpulkan untuk menjalin hubungan tidak halal tersebut dengannya. Berat bagiku untuk memulainya. Namun, demi mereka aku siap.

Berhari-hari ku jalani hubungan dengannya. Langkah yang aku tempuh adalah membuatnya dekat dengan Allah, dan memberi semangat untuk terus belajar. Sedikit demi sedikit sikapnya mulai berubah. Menuju kebaikan tentunya. Tak lupa aku melaporkan segalanya kepada 3 guruku. Dukungan mereka selalu mengalir untukku.

Sungguh. Allah Mahakonsisten terhadap keputusanNya. Aku sadar bahwa hubungan ini adalah dosa, walaupun aku telah mengatasnamankan Allah dan islam. Tujuanku untuk memperbaiki akhlak temanku. Demi temanku. Akan tetapi Allah tetap membenci keputusan semacam itu. Islam tidak mengajarkan untuk berpacaran. Dengan alasan apapun. Tidak ada pacaran yang mengatasnamakan islam.

Aku menyadari itu…

Sejak saat itu, aku menyerah. Aku tidak ingin terjerumus ke dalam lembah dosa yang semakin dalam sebelum virus merah jambu ini mampu menguasai seluruh jiwa dan ragaku. Dengan izin Allah aku berpamitan dan meninggalkan lelaki itu.

Aku bukanlah perempuan yang sangat taat kepada Allah. Aku hanyalah seorang perempuan yang sedang mengalami sebuah proses. Berproses menuju ketaatan. Namun, bukankah Allah mengajarkan kita sebagai umatNya untuk senantiasa membagikan ilmu yang telah kita miliki walupun hanya sedikit? Nah itulah yang sedang aku lakukan saat itu.

Caraku adalah salah. Keputusanku saat itu adalah salah. Seharusnya aku tidak memilih jalan tersebut (Berpacaran). Aku bisa melalui jalan yang lain. Namun, semua sudah terlambat. Di usiaku saat itu aku belum bisa berpikir seperti ini.

Sesungguhnya aku menyesal melakukan itu. Namun, aku juga merasa kehilangan ketika memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya. Virus merah jambu itu hampir menguasai jiwa dan ragaku.

Seminggu berlalu dengan menyandang status baru. Jomblo. Awalnya memang berat. Galau. Untuk menghilangkan semua kenangan itu, aku memperbanyak porsi ibadahku. Semakin mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampun atas kecerobohanku, dan mendoakan dia agar diberikan yang terbaik.

😊Oke teman-teman, itulah sepenggal kisah hidupku yang dapat ku abadikan melalui aksara. Semoga dapat mengubah mindset kalian agar ber-jomblolillah wkwkwk😊

S.P. Ketika kita kehilangan orang yang kita sayangi bukan berarti Allah jahat, tetapi Allah melindungi kita. Baik menurut kita belum tentu baik di mata Allah. Bisa jadi buruk menurut kita padahal itu yang terbaik menurut Allah.
spacer

Keep Writing Keep Inspiring



Yang muda yang berkarya. Pemuda identik dengan karya-karya yang begitu inovatif. Mengapa? Karena pada usia tersebut tingkat kreativitas dalam diri dapat mencapai puncak maksimal. Inilah salah satu keistimewaan dalam diri pemuda yang telah diberikan Allah. Nahh kita sebagai pemuda jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Lalu bagaimana caranya? Banyak sekali hal yang dapat kita lakukan. Salah satunya yaitu dengan berkarya. 

Hmm dalam porses berkarya tentunya harus menghasilkan suatu karya yang produktif. Lantas bagaimana jika kita ingin berkarya melalui sebuah aksara? Apakah hasil yang akan kita berikan guna menjadi seorang penulis yang produktif?

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia t
idak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ( Pramoedya Ananta Toer )

Jika ditelusuri lebih dalam sesungguhnya m
enulis merupakan suatu pekerjaan yang sangat menyenangkan, apalagi jika dilakukan dengan melibatkan perasaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa hasil tulisan yang dicurahkan dengan mengikutsertakan hati memang lebih indah. Ketika hati telah beradu bersama emosi, segala angan memaksa untuk diluapkan. Ketika luapan tersebut dimanfaatkan, maka akan menghasilkan sebuah tulisan yang begitu menawan.

Tak jarang
orang yang menganggap pekerjaan menulis itu berat dan membosankan. Pendapat itu tentu bukan tanpa alasan. Mereka umumnya bingung harus menulis apa dan untuk apa tulisan yang akan dibuatnya. Memang, jika orang menulis tanpa tujuan, tentu saja hasilnya akan sulit dan kurang memuaskan. Menulis harus mempunyai tujuan yang jelas dan mempunyai perencanaan yang jelas pula. Tulisan akan mudah dibuat jika kita sudah mempunyai perencanaan yang matang. Tetapi, perencanaan yang baik juga tanpa didukung dengan ilmu kepenulisan, maka tulisan akan menemui hambatan.

Masih ingatkah kita cerita ketika
para syuhada berjuang penuh dengan tetesan darah, menjunjung tinggi agama Islam, bahkan mereka rela kehilangan keluarga yang sangat mendukung jihad mereka. Selain itu, cerita Para Ulama, ilmuwan, professor yang berjuang melalui goresan pena. Ketahuilah bahwa tujuan mereka adalah sama. Hanya saja cara yang mereka lakukan adalah berbeda.

Menulis berarti merekam sejarah. Apa saja yang
telah kita tulis dapat menjadi pelajaran berharga bagi generasi yang akan datang. Melalui tulisan, ketika kita sudah tiada, maka kita bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi generasi mendatang.


Nahh menjawab pertanyaan di atas, bahwa menjadi pemuda produktif salah satunya dapat dilakukan melalui sebuah tulisan. Karena boleh jadi tulisan yang kita goreskan dengan perlahan dapat mengubah wajah Indonesia. Tulisan kita dapat menginspirasi para pembaca sesuai target yang kita harapkan. Maka, jika ingin berkarya, menulis adalah salah satunya.
spacer